Sabtu, 05 Maret 2011

JINGGA DALAM ELEGI


Sejak peristiwa pagi hari saat melihat mata Tari bengkak, Ari jadi penasaran. Benarkah itu hanya karena Ari menghapus nomor HP Ata dari HP Tari, ataukah karena Angga? Kalau memang karena Angga yang notabene musuh bebuyutan Ari, Ari ingin tahu apa yang telah dilakukan cowok itu terhadap Tari.

Sejak peristiwa pagi hari saat melihat mata Tari bengkak, Ari jadi penasaran. Benarkah itu hanya karena Ari menghapus nomor HP Ata dari HP Tari, ataukah karena Angga? Kalau memang karena Angga yang notabene musuh bebuyutan Ari, Ari ingin tahu apa yang telah dilakukan cowok itu terhadap Tari.

Flavia de Angela


Seperti manusia, malaikat juga kuliah dan mengerjakan skripsi lho. Tidak percaya? Lihat saja kegiatanku sekarang. Setiap hari ke perpustakaan untuk pinjam monitor dan mengamati kehidupan manusia. Tepatnya manusia bernama Sabrina yang tinggal di Jakarta. Sayang, waktu untuk meminjam monitor dibatasi, karena harus gantian dengan malaikat lain. Wah, kalau begini caranya, kapan skripsiku kelar? Akhirnya aku minta dispensasi ke Profesor supaya leluasa meminjam monitor. Eh, aku malah ditawari turun ke bumi dan meneliti subjekku secara langsung. Hore!

Sayang, muncul masalah baru. Tanpa sengaja aku salah meminum obat dan penampilanku berubah drastis. Pengaruh obat baru hilang satu bulan kemudian, jadi mau tidak mau aku harus ke bumi dengan tubuh baru. Di bumi, aku lalu bersekolah di tempat Sabrina, namun boro-boro bersahabat dengan gadis itu, dianggap temannya saja tidak. Belum tuntas masalahku dengan Sabrina, muncul masalah lain. Ares, angelo reseh yang senang menggodaku, ternyata ikut turun ke bumi, tapi secara ilegal. Duh, masalah apa lagi ya yang bakal kutemui?

Dimensi: 13.5 x 20 cm
Tebal: 232 halaman
Cover: Soft Cover
ISBN: 978-979-22-6747-1
Kategori: Teens/TeenLit

Tentang Pengarang: Lea Agustina Citra

Seperti manusia, malaikat juga kuliah dan mengerjakan skripsi lho. Tidak percaya? Lihat saja kegiatanku sekarang. Setiap hari ke perpustakaan untuk pinjam monitor dan mengamati kehidupan manusia. Tepatnya manusia bernama Sabrina yang tinggal di Jakarta. Sayang, waktu untuk meminjam monitor dibatasi, karena harus gantian dengan malaikat lain. Wah, kalau begini caranya, kapan skripsiku kelar? Akhirnya aku minta dispensasi ke Profesor supaya leluasa meminjam monitor. Eh, aku malah ditawari turun ke bumi dan meneliti subjekku secara langsung. Hore!

Sayang, muncul masalah baru. Tanpa sengaja aku salah meminum obat dan penampilanku berubah drastis. Pengaruh obat baru hilang satu bulan kemudian, jadi mau tidak mau aku harus ke bumi dengan tubuh baru. Di bumi, aku lalu bersekolah di tempat Sabrina, namun boro-boro bersahabat dengan gadis itu, dianggap temannya saja tidak. Belum tuntas masalahku dengan Sabrina, muncul masalah lain. Ares, angelo reseh yang senang menggodaku, ternyata ikut turun ke bumi, tapi secara ilegal. Duh, masalah apa lagi ya yang bakal kutemui?

Dimensi: 13.5 x 20 cm
Tebal: 232 halaman
Cover: Soft Cover
ISBN: 978-979-22-6747-1
Kategori: Teens/TeenLit

Tentang Pengarang: Lea Agustina Citra

THE OPAL DECEPTION


Kaum Peri menghapus semua pengetahuan tentang dunia mereka dari ingatan satu-satunya manusia yang mereka takuti: kriminal genius Artemis Fowl. Tapi sekarang mereka membutuhkan anak itu.

Pixie jahat Opal Koboi ingin menghancurkan dunia. Menghentikannya berarti membersihkan nama Kapten Holly Short yang dituduh membunuh, membebaskan si kurcaci kleptomaniak dari penjara, dan meyakinkan centaur supercerdas bahwa ia tidaklah tahu segalanya.

Kalau saja Artemis bisa mengingat mengapa makhluk-makhluk aneh ini sangat bergantung padanya...

Kaum Peri menghapus semua pengetahuan tentang dunia mereka dari ingatan satu-satunya manusia yang mereka takuti: kriminal genius Artemis Fowl. Tapi sekarang mereka membutuhkan anak itu.

Pixie jahat Opal Koboi ingin menghancurkan dunia. Menghentikannya berarti membersihkan nama Kapten Holly Short yang dituduh membunuh, membebaskan si kurcaci kleptomaniak dari penjara, dan meyakinkan centaur supercerdas bahwa ia tidaklah tahu segalanya.

Kalau saja Artemis bisa mengingat mengapa makhluk-makhluk aneh ini sangat bergantung padanya...

PAK KALLA


Tahun 2004-2009 merupakan masa paling dinamis di Istana. Untuk pertama kali, Presiden dan Wakil Presiden dipilih rakyat langsung. Sepasang pemimpin dengan karakter unik dan cenderung berseberangan itu menghadirkan dinamika dan pertanyaan: siapa pemimpin sesungguhnya?

Dalam upaya mencari jawab atas pertanyaan itu, buku ini hadir dari Catatan wartawan Kompas Wisnu Nugroho di blog Kompasiana. Kisah ”tidak penting” terkait relasi Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memunculkan gelisah, dibagikan dengan nakal dan jenaka.

Kisah tidak penting mengenai sisi lain Wakil Presiden dalam buku Pak Kalla dan Presidennya membebaskan kita dari jebakan citra yang selama ini memerangkap Pak Kalla sebagai pengusaha. Setelah terbebas dari jebakan citra semoga kita bisa menjawab pertanyaan: siapa pemimpin sesungguhnya?

Tahun 2004-2009 merupakan masa paling dinamis di Istana. Untuk pertama kali, Presiden dan Wakil Presiden dipilih rakyat langsung. Sepasang pemimpin dengan karakter unik dan cenderung berseberangan itu menghadirkan dinamika dan pertanyaan: siapa pemimpin sesungguhnya?

Dalam upaya mencari jawab atas pertanyaan itu, buku ini hadir dari Catatan wartawan Kompas Wisnu Nugroho di blog Kompasiana. Kisah ”tidak penting” terkait relasi Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memunculkan gelisah, dibagikan dengan nakal dan jenaka.

Kisah tidak penting mengenai sisi lain Wakil Presiden dalam buku Pak Kalla dan Presidennya membebaskan kita dari jebakan citra yang selama ini memerangkap Pak Kalla sebagai pengusaha. Setelah terbebas dari jebakan citra semoga kita bisa menjawab pertanyaan: siapa pemimpin sesungguhnya?

PAK BEYE DAN KELUARGANYA


Keluarga adalah tempat Pak Beye kembali dari rutinitasnya sebagai orang nomor satu di Republik Indonesia. Lewat keluarganya di Cikeas, pemikiran dan cita-citanya ditumbuhkan.

Keluarganya tidak lagi terbatas pada ikatan darah. Ada Partai Demokrat dan anak-anak ideologis yang ditumbuhkan di sana. Terhadap kiprah Pak Beye dan keluarganya, muncul sejumlah kritik karena kekhawatiran hadirnya dinasti seperti dalam sistem monarki.

Dalam seri terakhir Tetralogi Sisi Lain SBY, Wisnu Nugroho, wartawan Kompas yang bertugas di istana, berbagi tentang hal-hal tidak penting yang dijumpainya di Istana, Cikeas, dan Pacitan.

Ada kisah ibu ratu, putra mahkota, sejumlah abdi dalem dengan label tim hore, dan kehidupan di puri. Setelah tersenyum-senyum, gelisah, dan berpikir, semoga keputusan hadir.

Keluarga adalah tempat Pak Beye kembali dari rutinitasnya sebagai orang nomor satu di Republik Indonesia. Lewat keluarganya di Cikeas, pemikiran dan cita-citanya ditumbuhkan.

Keluarganya tidak lagi terbatas pada ikatan darah. Ada Partai Demokrat dan anak-anak ideologis yang ditumbuhkan di sana. Terhadap kiprah Pak Beye dan keluarganya, muncul sejumlah kritik karena kekhawatiran hadirnya dinasti seperti dalam sistem monarki.

Dalam seri terakhir Tetralogi Sisi Lain SBY, Wisnu Nugroho, wartawan Kompas yang bertugas di istana, berbagi tentang hal-hal tidak penting yang dijumpainya di Istana, Cikeas, dan Pacitan.

Ada kisah ibu ratu, putra mahkota, sejumlah abdi dalem dengan label tim hore, dan kehidupan di puri. Setelah tersenyum-senyum, gelisah, dan berpikir, semoga keputusan hadir.


Harga buku Harga Buku Percepatan Rejeki dalam 40 hari dengan otak kanan di toko buku sekitar Rp. 69 ribuan. Namun disitu terlihat bonus secara langsung. Dituliskan bonus secara langsung Rp. 900.000. Kadang kita bertanya dan banyak bertanya apa betul…

Percepatan Rejeki
Silakan bila yang akan berminat untuk membelinya, barangkali tempatnya terlalu jauh dengan toko buku, bisa pesan pada kami. Kami hanya ingin menyebarkan agar manfaat ini bisa diterima oleh semua orang yang kepingin menerima manfaat dari buku ini. Kalau memang ada di toko dekat rumah silakan membeli dan membacanya. Di dalam buku juga ada pesan yang sangat dalam. Kata kata yang patut untuk di perhatikan. “Jika anda memetik manfaat dari buku ini, segera pinjamkan buku ini kepada anggota keluarga anda, agar mereka juga mendapat manfaat yang sama”. Inilah pesan yang sangat baik sekali.
Bagi yang dekat dengan lokasi TK Khalifah bisa langsung menghampiri, biasanya ada di TK Khalifah tersebut.
Jadi Harga Buku Percepatan Rejeki dalam 40 hari yang sekitar 69ribuan itu bisa dikatakan mahal, tapi juga bisa dikatakan murah kalau melihat dari manfaatnya

Harga buku Harga Buku Percepatan Rejeki dalam 40 hari dengan otak kanan di toko buku sekitar Rp. 69 ribuan. Namun disitu terlihat bonus secara langsung. Dituliskan bonus secara langsung Rp. 900.000. Kadang kita bertanya dan banyak bertanya apa betul…

Percepatan Rejeki
Silakan bila yang akan berminat untuk membelinya, barangkali tempatnya terlalu jauh dengan toko buku, bisa pesan pada kami. Kami hanya ingin menyebarkan agar manfaat ini bisa diterima oleh semua orang yang kepingin menerima manfaat dari buku ini. Kalau memang ada di toko dekat rumah silakan membeli dan membacanya. Di dalam buku juga ada pesan yang sangat dalam. Kata kata yang patut untuk di perhatikan. “Jika anda memetik manfaat dari buku ini, segera pinjamkan buku ini kepada anggota keluarga anda, agar mereka juga mendapat manfaat yang sama”. Inilah pesan yang sangat baik sekali.
Bagi yang dekat dengan lokasi TK Khalifah bisa langsung menghampiri, biasanya ada di TK Khalifah tersebut.
Jadi Harga Buku Percepatan Rejeki dalam 40 hari yang sekitar 69ribuan itu bisa dikatakan mahal, tapi juga bisa dikatakan murah kalau melihat dari manfaatnya

DOSA-DOSA NURDIN HALID


Buku informatif yang tetap harus dibaca dengan sikap kritis.


Bagi seorang jurnalis sepakbola, sulit menampik godaan membaca dan membeli buku Dosa-Dosa Nurdin Halid (DDNH) terbitan Galang Press yang diluncurkan persis di tengah kisruh pencalonan ketua umum PSSI periode 2011-2015.

Penulis DDNH adalah Erwiyantoro. Seorang jurnalis senior -- yang juga pernah menulis untuk GOAL.com Indonesia -- dengan riwayat mewartakan sepakbola sejak 1985. Dalam kata lain, mas Toro, sapaan akrabnya, sudah bergulat di dunia sepakbola nasional sebelum rata-rata mahasiswa S-1 saat ini sempat mengenal dunia.

DDNH bisa dibilang menjadi buku pertama yang merangkum akun Facebook individu. Hampir seluruh isi buku diambil mentah-mentah dari akun indivudu penulisnya, dengan nama samaran Cocomeo Cacamarica. Di kalangan pengguna social media, akun tersebut sangat dikenal menjadi salah satu acuan tersendiri bagi penggemar sepakbola Indonesia karena sangat informatif dan isi tulisan-tulisannya jarang ditemukan di media massa "besar".

Seluruh tulisan dari akun tersebut diambil sepanjang 2010. Dibentangkan dalam riwayat sepakbola nasional, rentang DDNH mencapai momen Kongres Sepakbola Nasional hingga kelahiran Liga Primer Indonesia. Dari titik ini saja, DDNH sudah mewakili sebuah periode dalam sejarah panjang sepakbola tanah air.

Mas Toro membuka bukunya dengan memperkenalkan Nurdin Halid. Seharusnya tidak perlu diperkenalkan lagi siapa, tapi penting bagi pembaca diingatkan tentang sepak terjang pria kelahiran Watampone, 52 tahun lalu itu. Mas Toro memilihkan riwayat Nurdin ketika tersangkut kasus penyalahgunaan dana distribusi minyak goreng semasa Nurdin menjabat ketua umum Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) pada 2005. Dua tahun masa penjara pun harus dijalani Nurdin yang sudah menjabat sebagai ketua umum PSSI saat itu.

Tak hanya sekali, masih pada tahun yang sama, Nurdin juga dinyatakan bersalah karena memasukkan gula impor secara ilegal. Namun, tuntutan itu dibatalkan dan Nurdin diputus bebas di akhir tahun. Pada 17 Agustus 2006, Nurdin menerima remisi dan bebas dari kungkungan bui.

Penjesalan singkat sepanjang lima halaman itu menjadi kunci pembuka buku setebal 274 halaman ini. Dua vonis kepada ketua umum PSSI itu otomatis menggugurkan tiga elemen penting yang harus dimiliki seorang pemimpin dengan visi yang jelas. Tiga elemen tersebut adalah karakter, kompetensi, dan koneksi. Berasarkan tiga hal itu, PSSI membutuhkan figur selain Nurdin Halid untuk memajukan sepakbola nasional.

Ketika menulis, mas Toro memposisikan dirinya sebagai "wartawan Facebook". Keunggulan status ini menjadikan DDNH sarat dengan informasi di belakang layar, seperti perkenalan Nurdin Halid dengan Nirwan Bakrie; sampai campur tangan mantan Presiden Soeharto dalam penunjukan Ketua Umum PSSI.

Namun, pembaca harus pandai menempatkan diri. Karena sifatnya independen, prinsip cover both sides story praktis diabaikan. Sikap kritis harus tetap dipegang ketika membaca. Di satu sisi, terkesan buku ini menjelek-jelekkan -- bahkan sangat memojokkan -- figur Nurdin Halid.

Tetapi, mas Toro tidak risau. Seperti ketika menerbitkan dan membagi secara gratis buku "Sepakbola Indonesia Tertinggal 50 Tahun" saat Kongres Sepakbola Nasional berlangsung, meski dituding menyebar black campaign, mas Toro pantang mundur dan mempersilakan jika PSSI hendak menyomasinya. Tampaknya sikap yang sama tetap dipegang beliau ketika menerbitkan DDNH.

Di tengah minimnya tema olahraga di dunia perbukuan nasional, buku ini seperti satwa langka. DDNH layak dimiliki sebagai salah satu referensi dalam lemari buku pembaca. Gaya penulisan membuat DDNH bisa dibaca kapan saja dan dimulai dari halaman mana saja.

Sayangnya, pemindahan materi dari Facebook ke format buku dilakukan dengan penyuntingan yang sangat minim. Jangan heran mendapatkan banyak kesalahan ejaan dalam buku. Bahkan ada pula format Facebook yang dibiarkan melekat di halaman buku, seperti fitur "lihat selengkapnya" yang acap kali terpasang di boks komentar laman jejaring sosial itu.

Terakhir, mas Toro membagikan lima syarat menurunkan Nurdin Halid yang dibeberkan satu persatu. Pertama, melalui campur tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua, melalui Nirwan Bakrie yang dianggap satu-satunya figur internal PSSI yang dapat memaksa Nurdin turun dari jabatan.

Ketiga dan keempat, membangun PSSI tandingan dan melalui Kongres PSSI. Syarat kelima? Tampaknya harus ditanyakan langsung kepada mas Toro...

DDNH sampai pada sebuah kesimpulan, paling baik menurunkan Nurdin adalah dengan mendekati Nirwan Bakrie. Melihat perkembangan situasi terkini jelang Kongres PSSI, hanya skenario itu yang belum mendekati kenyataan di antara empat syarat lainnya.

Buku informatif yang tetap harus dibaca dengan sikap kritis.


Bagi seorang jurnalis sepakbola, sulit menampik godaan membaca dan membeli buku Dosa-Dosa Nurdin Halid (DDNH) terbitan Galang Press yang diluncurkan persis di tengah kisruh pencalonan ketua umum PSSI periode 2011-2015.

Penulis DDNH adalah Erwiyantoro. Seorang jurnalis senior -- yang juga pernah menulis untuk GOAL.com Indonesia -- dengan riwayat mewartakan sepakbola sejak 1985. Dalam kata lain, mas Toro, sapaan akrabnya, sudah bergulat di dunia sepakbola nasional sebelum rata-rata mahasiswa S-1 saat ini sempat mengenal dunia.

DDNH bisa dibilang menjadi buku pertama yang merangkum akun Facebook individu. Hampir seluruh isi buku diambil mentah-mentah dari akun indivudu penulisnya, dengan nama samaran Cocomeo Cacamarica. Di kalangan pengguna social media, akun tersebut sangat dikenal menjadi salah satu acuan tersendiri bagi penggemar sepakbola Indonesia karena sangat informatif dan isi tulisan-tulisannya jarang ditemukan di media massa "besar".

Seluruh tulisan dari akun tersebut diambil sepanjang 2010. Dibentangkan dalam riwayat sepakbola nasional, rentang DDNH mencapai momen Kongres Sepakbola Nasional hingga kelahiran Liga Primer Indonesia. Dari titik ini saja, DDNH sudah mewakili sebuah periode dalam sejarah panjang sepakbola tanah air.

Mas Toro membuka bukunya dengan memperkenalkan Nurdin Halid. Seharusnya tidak perlu diperkenalkan lagi siapa, tapi penting bagi pembaca diingatkan tentang sepak terjang pria kelahiran Watampone, 52 tahun lalu itu. Mas Toro memilihkan riwayat Nurdin ketika tersangkut kasus penyalahgunaan dana distribusi minyak goreng semasa Nurdin menjabat ketua umum Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) pada 2005. Dua tahun masa penjara pun harus dijalani Nurdin yang sudah menjabat sebagai ketua umum PSSI saat itu.

Tak hanya sekali, masih pada tahun yang sama, Nurdin juga dinyatakan bersalah karena memasukkan gula impor secara ilegal. Namun, tuntutan itu dibatalkan dan Nurdin diputus bebas di akhir tahun. Pada 17 Agustus 2006, Nurdin menerima remisi dan bebas dari kungkungan bui.

Penjesalan singkat sepanjang lima halaman itu menjadi kunci pembuka buku setebal 274 halaman ini. Dua vonis kepada ketua umum PSSI itu otomatis menggugurkan tiga elemen penting yang harus dimiliki seorang pemimpin dengan visi yang jelas. Tiga elemen tersebut adalah karakter, kompetensi, dan koneksi. Berasarkan tiga hal itu, PSSI membutuhkan figur selain Nurdin Halid untuk memajukan sepakbola nasional.

Ketika menulis, mas Toro memposisikan dirinya sebagai "wartawan Facebook". Keunggulan status ini menjadikan DDNH sarat dengan informasi di belakang layar, seperti perkenalan Nurdin Halid dengan Nirwan Bakrie; sampai campur tangan mantan Presiden Soeharto dalam penunjukan Ketua Umum PSSI.

Namun, pembaca harus pandai menempatkan diri. Karena sifatnya independen, prinsip cover both sides story praktis diabaikan. Sikap kritis harus tetap dipegang ketika membaca. Di satu sisi, terkesan buku ini menjelek-jelekkan -- bahkan sangat memojokkan -- figur Nurdin Halid.

Tetapi, mas Toro tidak risau. Seperti ketika menerbitkan dan membagi secara gratis buku "Sepakbola Indonesia Tertinggal 50 Tahun" saat Kongres Sepakbola Nasional berlangsung, meski dituding menyebar black campaign, mas Toro pantang mundur dan mempersilakan jika PSSI hendak menyomasinya. Tampaknya sikap yang sama tetap dipegang beliau ketika menerbitkan DDNH.

Di tengah minimnya tema olahraga di dunia perbukuan nasional, buku ini seperti satwa langka. DDNH layak dimiliki sebagai salah satu referensi dalam lemari buku pembaca. Gaya penulisan membuat DDNH bisa dibaca kapan saja dan dimulai dari halaman mana saja.

Sayangnya, pemindahan materi dari Facebook ke format buku dilakukan dengan penyuntingan yang sangat minim. Jangan heran mendapatkan banyak kesalahan ejaan dalam buku. Bahkan ada pula format Facebook yang dibiarkan melekat di halaman buku, seperti fitur "lihat selengkapnya" yang acap kali terpasang di boks komentar laman jejaring sosial itu.

Terakhir, mas Toro membagikan lima syarat menurunkan Nurdin Halid yang dibeberkan satu persatu. Pertama, melalui campur tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua, melalui Nirwan Bakrie yang dianggap satu-satunya figur internal PSSI yang dapat memaksa Nurdin turun dari jabatan.

Ketiga dan keempat, membangun PSSI tandingan dan melalui Kongres PSSI. Syarat kelima? Tampaknya harus ditanyakan langsung kepada mas Toro...

DDNH sampai pada sebuah kesimpulan, paling baik menurunkan Nurdin adalah dengan mendekati Nirwan Bakrie. Melihat perkembangan situasi terkini jelang Kongres PSSI, hanya skenario itu yang belum mendekati kenyataan di antara empat syarat lainnya.
 

About

Site Info

Anda ingin membuat sms gratis seperti ini Klik di sini

GRAMEDIA KEDIRI Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Converted To Community Galleria by Cool Tricks N Tips