Senin, 28 Februari 2011

I LOVE U BUNDA


Penjelasan Produk "Buku I Love You, Bunda"

I Love You, Bunda



Penulis : Pupuy Hurriyah
Jumlah Halaman : 108
Penerbit : DAR Mizan

ISBN : 978-979-066-049-6





Ibuku sungguh luar biasa!

Ia tak pernah mengeluh saat mengasuh

Tak pernah marah saat aku berulah

Ibu tetap tersenyum ...

Walau aku sering membuatnya susah

Ibu malah sedih bila melihat aku sakit

Ibu akan menegurku bila aku lupa sarapan

Ibu selalu menghiburku saat aku bersedih

Ibu adalah koki terhebat yang pernah kutemui

Ibu adalah manusia terkuat yang pernah kukenali

Ah, aku sangat bangga pada ibu!

Aku kangeeen ... pada ibu!

Bagaimana dengan ibumu? Apakah dia ramah dan suka mencium keningmu sebelum tidur?



Pupuy Huriah adalah penulis cerita anak dan ibu rumah tangga yang aktif menulis hingga sekarang. Karyanya yang sudah terbit diantaranya: Menolong Ibu, Rumah Ceria, dan Gadis Pengantar Koran. Tulisannya sering mendapatkan penghargaan. Kini, ia tinggal di Jakarta bersama suami dan putri tercintanya.



“Ragam cerita pada bunda yang sangat menarik dibaca! Pas bacanya benar-benar geli sendiri karena ‘ya ampun, aku bangeeet.’ Saluuut!” –Sri Izzati, peraih Islamic Book Fair Award 2009 untuk buku KKPK Ibuku Chayank, Muach!

Penjelasan Produk "Buku I Love You, Bunda"

I Love You, Bunda



Penulis : Pupuy Hurriyah
Jumlah Halaman : 108
Penerbit : DAR Mizan

ISBN : 978-979-066-049-6





Ibuku sungguh luar biasa!

Ia tak pernah mengeluh saat mengasuh

Tak pernah marah saat aku berulah

Ibu tetap tersenyum ...

Walau aku sering membuatnya susah

Ibu malah sedih bila melihat aku sakit

Ibu akan menegurku bila aku lupa sarapan

Ibu selalu menghiburku saat aku bersedih

Ibu adalah koki terhebat yang pernah kutemui

Ibu adalah manusia terkuat yang pernah kukenali

Ah, aku sangat bangga pada ibu!

Aku kangeeen ... pada ibu!

Bagaimana dengan ibumu? Apakah dia ramah dan suka mencium keningmu sebelum tidur?



Pupuy Huriah adalah penulis cerita anak dan ibu rumah tangga yang aktif menulis hingga sekarang. Karyanya yang sudah terbit diantaranya: Menolong Ibu, Rumah Ceria, dan Gadis Pengantar Koran. Tulisannya sering mendapatkan penghargaan. Kini, ia tinggal di Jakarta bersama suami dan putri tercintanya.



“Ragam cerita pada bunda yang sangat menarik dibaca! Pas bacanya benar-benar geli sendiri karena ‘ya ampun, aku bangeeet.’ Saluuut!” –Sri Izzati, peraih Islamic Book Fair Award 2009 untuk buku KKPK Ibuku Chayank, Muach!

BERKISAR MERAH


Bekisar adalah unggas elok, hasil kawin silang antara ayam hutan dan ayam biasa yang sering menjadi hiasan rumah orang-orang kaya. Dan, adalah Lasi, anak desa yang berayah bekas serdadu Jepang yang memiliki kecantikan khas---kulit putih, mata eksotis---membawa dirinya menjadi bekisar di kehidupan megah seorang lelaki kaya di Jakarta, melalui bisnis berahi kalangan atas yang tak disadarinya.

Bekisar adalah unggas elok, hasil kawin silang antara ayam hutan dan ayam biasa yang sering menjadi hiasan rumah orang-orang kaya. Dan, adalah Lasi, anak desa yang berayah bekas serdadu Jepang yang memiliki kecantikan khas---kulit putih, mata eksotis---membawa dirinya menjadi bekisar di kehidupan megah seorang lelaki kaya di Jakarta, melalui bisnis berahi kalangan atas yang tak disadarinya.

Sabtu, 12 Februari 2011

ibu pergi ke surga


bu Pergi ke Surga adalah kumpulan lengkap cerpen Sitor Situmorang dari periode 1950 hingga 1981. Ada 23 cerpen dalam buku yang beberapa dianggap oleh sejarawan kebudayaan Denys Lombard dalam buku Histoires Courtes d’Indonesie, “…dalam arti tertentu cerpen Sitor adalah sebuah masterpiece.”

bu Pergi ke Surga adalah kumpulan lengkap cerpen Sitor Situmorang dari periode 1950 hingga 1981. Ada 23 cerpen dalam buku yang beberapa dianggap oleh sejarawan kebudayaan Denys Lombard dalam buku Histoires Courtes d’Indonesie, “…dalam arti tertentu cerpen Sitor adalah sebuah masterpiece.”

Pelukan yang dingin


KELANA langsung jatuh hati pada kebun buah yang diwariskan pamannya, meskipun kebun itu bersebelahan dengan pekuburan. Ia tidak takut karena hasil kebunnya jauh lebih menggiurkan. Apalagi ia bertetangga dengan gadis cantik, Farida namanya .

Farida memiliki saudara kembar, Farah. Mereka berdua sama persis. Yang berbeda hanyalah kondisi keduanya. Farida masih hidup, sedangkan Farah sudah menjadi arwah. Makam Farah terletak di pekuburan yang ada di sebelah kebun Kelana.

Kematian Oom Jo, paman Kelana, penuh diliputi misteri. Kelana penasaran! Apakah pamannya benar meninggal karena kecelakaan ataukah dibunuh orang? Kelana, yang kemudian bersahabat dengan arwah Farah, akhirnya tahu bahwa Farah-lah satu-satunya saksi yang melihat Oom Jo di saat akhir hidupnya. Karenanya Kelana sering menanggalkan kalung jimat penangkal arwah, agar ia bisa berbincang dengan Farah.

Sementara itu Santun, ayah Farah, memaksa Farida untuk menikah dengan Danang. Laki-laki itu sudah punya dua istri, tapi dia kaya raya. Dulu, Farah yang disodorkannya kepada Danang. Tapi Farah lebih memilih mati daripada menuruti kemauan ayahnya.

Farah tidak tinggal diam melihat ayahnya kembali berulah. "Kelebihannya" sebagai arwah membuat Danang tunggang-langgang. Danang jadi kehilangan minat untuk memperistri Farida, sehingga saudara kembarnya itu terhindar dari incaran Danang dan kungkungan ayahnya.

Bagaimana dengan Farah sendiri? Sebagai arwah, Farah tak bisa berlama-lama gentayangan. Kelana lalu menyuruh arwah gadis itu agar kembali ke alamnya sendiri, sebelum ia berubah menjadi hantu yang menyeramkan. Konsekuensinya, Kelana tak punya kesempatan untuk mengorek penyebab kematian pamannya. Kelana memilih ketenangan bagi arwah Farah, biarpun tak bisa mengetahui sebuah kebenaran.

Farah memeluk Kelana sebelum pergi. Pelukan yang terasa dingin. Pelukan yang membuatnya menggigil.



DETAIL
Judul Pelukan yang Dingin
ISBN / EAN 9789792252163 / 9789792252163
Author V. Lestari
Publisher Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Publish 01 April 2010
Pages 624
Weight 499 gram
Dimension (mm) 110 x 180
Tag Fiksi,

KELANA langsung jatuh hati pada kebun buah yang diwariskan pamannya, meskipun kebun itu bersebelahan dengan pekuburan. Ia tidak takut karena hasil kebunnya jauh lebih menggiurkan. Apalagi ia bertetangga dengan gadis cantik, Farida namanya .

Farida memiliki saudara kembar, Farah. Mereka berdua sama persis. Yang berbeda hanyalah kondisi keduanya. Farida masih hidup, sedangkan Farah sudah menjadi arwah. Makam Farah terletak di pekuburan yang ada di sebelah kebun Kelana.

Kematian Oom Jo, paman Kelana, penuh diliputi misteri. Kelana penasaran! Apakah pamannya benar meninggal karena kecelakaan ataukah dibunuh orang? Kelana, yang kemudian bersahabat dengan arwah Farah, akhirnya tahu bahwa Farah-lah satu-satunya saksi yang melihat Oom Jo di saat akhir hidupnya. Karenanya Kelana sering menanggalkan kalung jimat penangkal arwah, agar ia bisa berbincang dengan Farah.

Sementara itu Santun, ayah Farah, memaksa Farida untuk menikah dengan Danang. Laki-laki itu sudah punya dua istri, tapi dia kaya raya. Dulu, Farah yang disodorkannya kepada Danang. Tapi Farah lebih memilih mati daripada menuruti kemauan ayahnya.

Farah tidak tinggal diam melihat ayahnya kembali berulah. "Kelebihannya" sebagai arwah membuat Danang tunggang-langgang. Danang jadi kehilangan minat untuk memperistri Farida, sehingga saudara kembarnya itu terhindar dari incaran Danang dan kungkungan ayahnya.

Bagaimana dengan Farah sendiri? Sebagai arwah, Farah tak bisa berlama-lama gentayangan. Kelana lalu menyuruh arwah gadis itu agar kembali ke alamnya sendiri, sebelum ia berubah menjadi hantu yang menyeramkan. Konsekuensinya, Kelana tak punya kesempatan untuk mengorek penyebab kematian pamannya. Kelana memilih ketenangan bagi arwah Farah, biarpun tak bisa mengetahui sebuah kebenaran.

Farah memeluk Kelana sebelum pergi. Pelukan yang terasa dingin. Pelukan yang membuatnya menggigil.



DETAIL
Judul Pelukan yang Dingin
ISBN / EAN 9789792252163 / 9789792252163
Author V. Lestari
Publisher Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Publish 01 April 2010
Pages 624
Weight 499 gram
Dimension (mm) 110 x 180
Tag Fiksi,

beternak kambing unggul


Ringkasan Buku BETERNAK KAMBING UNGGUL

Ada beberapa macam kambing yang dipelihara, tetapi hanya kambing unggullah yang menguntungkan. Dalam buku ini, penulis menuturkan ciri-ciri kambing unggul itu, sekaligus dilengkapi cara beternak, memerah, membiakkan, dan mengebiri agar tidak doyan kawin.

Ringkasan Buku BETERNAK KAMBING UNGGUL

Ada beberapa macam kambing yang dipelihara, tetapi hanya kambing unggullah yang menguntungkan. Dalam buku ini, penulis menuturkan ciri-ciri kambing unggul itu, sekaligus dilengkapi cara beternak, memerah, membiakkan, dan mengebiri agar tidak doyan kawin.

Minggu, 06 Februari 2011

Naga Bumi 2


Mengikuti hasrat pengembaraan, Pendekar Tanpa Nama dari Javadvipa tiba di Tanah Kambuja pada tahun 796. Perjumpaan dengan seorang perempuan pendekar, membuat ia terlibat berbagai pertarungan maut yang setiap kali nyaris mencabut nyawanya.
Bersama perempuan pendekar itu, ia bergabung dengan pasukan pemberontak An Nam yang melawan penjajahan, yang kemudian membuatnya wajib melakukan perjalanan rahasia ke Negeri Atap Langit untuk membongkar persekongkolan.
Kesetiaan dan pengkhianatan, sihir dan nalar, silat dan filsafat, cinta dan birahi, mengharubiru petualangan Pendekar Tanpa Nama yang harus mengatasi tantangan alam luar biasa antara dongeng dan kenyataan.
Mengapa ia terdampar di kampung pelarian Pemberontakan An-Shi? Bagaimana caranya Pendekar Tanpa Nama mengatasi gungfu Perguruan Shaolin? Apa yang membuat perjalanannya berbelok ke Shangri-La dan terpaksa menghadapi para penyamun terbang? Nagabumi, autobiografi Pendekar Tanpa Nama, yang ketika menuliskannya selalu diganggu para pembunuh bayaran!

Mengikuti hasrat pengembaraan, Pendekar Tanpa Nama dari Javadvipa tiba di Tanah Kambuja pada tahun 796. Perjumpaan dengan seorang perempuan pendekar, membuat ia terlibat berbagai pertarungan maut yang setiap kali nyaris mencabut nyawanya.
Bersama perempuan pendekar itu, ia bergabung dengan pasukan pemberontak An Nam yang melawan penjajahan, yang kemudian membuatnya wajib melakukan perjalanan rahasia ke Negeri Atap Langit untuk membongkar persekongkolan.
Kesetiaan dan pengkhianatan, sihir dan nalar, silat dan filsafat, cinta dan birahi, mengharubiru petualangan Pendekar Tanpa Nama yang harus mengatasi tantangan alam luar biasa antara dongeng dan kenyataan.
Mengapa ia terdampar di kampung pelarian Pemberontakan An-Shi? Bagaimana caranya Pendekar Tanpa Nama mengatasi gungfu Perguruan Shaolin? Apa yang membuat perjalanannya berbelok ke Shangri-La dan terpaksa menghadapi para penyamun terbang? Nagabumi, autobiografi Pendekar Tanpa Nama, yang ketika menuliskannya selalu diganggu para pembunuh bayaran!

CD Musikal Laskar Pelangi



Category: Music
Genre: Opera & Vocal
Artist: Erwin Gutawa & Mira Lesmana
Original Cast Recording

Composers Erwin Gutawa & Mira Lesmana

Produced & Arranged by Erwin Gutawa

A Musical Directed by Riri Riza

Judul : Album Musikal Laskar Pelangi
Composer: Erwin Gutawa & Mira Lesmana
Publisher: Link Entertainment Erwin Gutawa Production

Siapa sih yang tidak kenal dengan Laskar Pelangi? Novel karya Andrea Hirata yang fenomenal dan best seller dimana-mana ini telah diadaptasi ke dalam film dan cukup sukses diterima masyarakat luas. Tak hanya di Indonesia, tapi juga merambah ke Negeri-negeri tetangga bhingga telah dibuat pula novel Laskar Pelangi versi International-nya.

Tak cukup hanya itu, saking kuatnya karakter dan nama ‘Laskar Pelangi’ di hati masyarakat pembaca buku dan penonton film , Erwin Gutawa dan Mira Lesmana menciptakan sebuah karya Laskar Pelangi versi drama musical. Sebuah gebrakan ide yang terbilang cukup berani namun potensial dan menjanjikan dari segi komersialismenya.

Bagi yang belum berkesempatan menonton secara live Drama Musikal Laskar Pelangi (Penulis juga belum), tidak perlu khawatir. Karena kini, CD Album Musikal Laskar Pelangi sudah neredar dan bisa didapatkan di toko-toko buku besar.

Mendengar track pertama berjudul ‘Nasib Tak Akan Berubah’, kita seperti membaca sebuah prolog Laskar Pelangi. Para kuli seolah bernyanyi dengan nada pesimis dan sinis kepada anak-anak sekolah dan guru (Muslimah) yang meyindir bahwa sekolah tak ada gunanya. Pada akhirnya, orang-orang bersekolah itu akan menjadi kuli juga seperti mereka. Namun ada Muslimah yang siap mengajar dan sangat optimis bahwa dengan bersekolah dapat mengubah nasib menjadi lebih baik.

Track kedua berjudul ‘Anak Pelangi’ ini bisa disebut sebagai hymne anak-anak Laskar Pelangi yang sangat membanggakan Sekolah Muhamadiyah. Dalam lagu ini kita bisa mendengar semangat tinggi anak-anak Laskar Pelangi yang ingin belajar demi meraih cita-cita dalam keterbatasan mereka. Dengar saja syair ini ‘Kami memang anak miskin tapi penuh mimpi, walau tak bersepatu dan hanya berbuku satu’. Dibalas dengan koor anak-anak SD PN Timah yang menyindir anak-anak SD Muhamadiyah. Kita dibawa pada adegan adu argumen anak-anak kedua SD itu. Miskin vs kaya, Optimis vs sinis, rendah hati vs sombong.

Saat-saat si Ikal berjumpa dengan A Ling bisa kita dengarkan dalam lagu ‘Jari-jari Cantik’ yang dinyanyikan secara solo dengan begitu syahdunya oleh Crhistoper Nelwan yang tentu saja berperan sebagai Ikal.

Track keempat berjudul ‘Sekolah Miring’, kita akan mendengar nada-nada minor yang penuh kesedihan dan putus asa saat Bakri memutuskan untuk berhenti mengajar di SD Muhamadiyah dan tak bisa dihalang-halangi Muslimah ataupun Kepala Sekolah.

Ensamble anak-anak Laskar Pelangi dan vocal Eka Deli terdengar ceria dalam lagu berjudul ‘Sahabat Alam’. Dalam track kelima ini, kita dibawa pada suasana Kegiatan Belajar Mengajar di alam bebas yang indah. Cuplikan dialog Buk Mus dan anak-anak Laskar Pelangi terutama Mahar semakin menambah keceriaan lagu ini. Banyak pengetahuan ilmiah yang mengingatkan kita pada pelajaran yang cukup mendasar. Khususnya tentang proses bagaimana Pelangi bisa terjadi setelah turun hujan.

Disusul dengan ‘Mahar dan Alam’ pada track keenam, bercerita tentang Laskar Pelangi yang akan mengikuti karnaval. Meski awalnya ragu dan malu karena tak memiliki banyak dana, tapi mereka memiliki Mahar. Dengan mengandalkan Seniman Belitong yang sering terinspirasi dari alam itu akan tercipta sebuah karya besar hingga mereka percaya diri untuk mengikuti karnaval.

‘Nasib tak Akan Berubah’ versi blues ada di track ketujuh.

‘Hilangnya Harapan’ yang dilantunkan Dira Sugandi pada track kedelapan memperdengarkan mirisnya keputus-asaan, seolah tak mampu lagi melanjutkan perjuangannya setelah seseorang yang menjadi panutannya pergi menghadap Ilahi.

Anak-anak Laskar Pelangi menanti Lintang yang tidak masuk-masuk sekolah, sedangkan Lintang menanti ayahnya yang tak jua pulang-pulang ke rumah. Bisa kita rasakan kegetirannya pada track sembilan berjudul
‘Menanti Ayah, Menanti Lintang’.

‘Salam Perpisahan’ di track 10 yang dinyanyikan Hilmi Fautturahman dapat membuat pendengar sedih. Adegan Lintang yang berpamitan pada Bu Muslimah dan anak-anak Laskar Pelangi akan langsung terbayang di benak kita begitu mendengar lagu berdurasi pendek ini (Hanya satu setengah menit saja)

Lagu terakhir yang merupakan epilog album imusikal Laskar Pelangi ini ditutup dengan lagu; ‘Nasib telah Berubah’. Meski judul, syair dan kutipan percakapan para kuli ini berbeda di lagu pertama, secara aransemen dan instrument musik tak banyak yang berubah. Tak ada nyanyian Muslimah seperti di lagu pertama. Namun, kini para kuli menyadari bahwa nasib anak-anak Laskar Pelangi yang dulu diremehkan mereka telah berubah karena bersekolah. Dan yang tak bersekolah, tetaplah jadi kuli. Kita juga akan mendengar dialog tentang nasib Lintang yang memiliki perkebunan sendiri dan anak yang juga cerdas sama seperti ayahnya.

Bagi para penikmat musik berkualitas, dijamin tak akan kecewa mendengar seluruh track dalam album ini. Bahkan bagi para pendengar musik yang mungkin jenuh dengan lagu-lagu yang itu-itu melulu, CD Album Musikal Laskar Pelangi ini bisa menjadi alternatif yang membawa kesegaran tersendiri di blantika musik Indonesia. Setelah membaca novelnya, menonton filmnya di bioskop atau DVD, juga drama musikalnya secara langsung, maka sekarang saatnya ‘mendengar kan’ Laskar Pelangi yang unik ini.


Category: Music
Genre: Opera & Vocal
Artist: Erwin Gutawa & Mira Lesmana
Original Cast Recording

Composers Erwin Gutawa & Mira Lesmana

Produced & Arranged by Erwin Gutawa

A Musical Directed by Riri Riza

Judul : Album Musikal Laskar Pelangi
Composer: Erwin Gutawa & Mira Lesmana
Publisher: Link Entertainment Erwin Gutawa Production

Siapa sih yang tidak kenal dengan Laskar Pelangi? Novel karya Andrea Hirata yang fenomenal dan best seller dimana-mana ini telah diadaptasi ke dalam film dan cukup sukses diterima masyarakat luas. Tak hanya di Indonesia, tapi juga merambah ke Negeri-negeri tetangga bhingga telah dibuat pula novel Laskar Pelangi versi International-nya.

Tak cukup hanya itu, saking kuatnya karakter dan nama ‘Laskar Pelangi’ di hati masyarakat pembaca buku dan penonton film , Erwin Gutawa dan Mira Lesmana menciptakan sebuah karya Laskar Pelangi versi drama musical. Sebuah gebrakan ide yang terbilang cukup berani namun potensial dan menjanjikan dari segi komersialismenya.

Bagi yang belum berkesempatan menonton secara live Drama Musikal Laskar Pelangi (Penulis juga belum), tidak perlu khawatir. Karena kini, CD Album Musikal Laskar Pelangi sudah neredar dan bisa didapatkan di toko-toko buku besar.

Mendengar track pertama berjudul ‘Nasib Tak Akan Berubah’, kita seperti membaca sebuah prolog Laskar Pelangi. Para kuli seolah bernyanyi dengan nada pesimis dan sinis kepada anak-anak sekolah dan guru (Muslimah) yang meyindir bahwa sekolah tak ada gunanya. Pada akhirnya, orang-orang bersekolah itu akan menjadi kuli juga seperti mereka. Namun ada Muslimah yang siap mengajar dan sangat optimis bahwa dengan bersekolah dapat mengubah nasib menjadi lebih baik.

Track kedua berjudul ‘Anak Pelangi’ ini bisa disebut sebagai hymne anak-anak Laskar Pelangi yang sangat membanggakan Sekolah Muhamadiyah. Dalam lagu ini kita bisa mendengar semangat tinggi anak-anak Laskar Pelangi yang ingin belajar demi meraih cita-cita dalam keterbatasan mereka. Dengar saja syair ini ‘Kami memang anak miskin tapi penuh mimpi, walau tak bersepatu dan hanya berbuku satu’. Dibalas dengan koor anak-anak SD PN Timah yang menyindir anak-anak SD Muhamadiyah. Kita dibawa pada adegan adu argumen anak-anak kedua SD itu. Miskin vs kaya, Optimis vs sinis, rendah hati vs sombong.

Saat-saat si Ikal berjumpa dengan A Ling bisa kita dengarkan dalam lagu ‘Jari-jari Cantik’ yang dinyanyikan secara solo dengan begitu syahdunya oleh Crhistoper Nelwan yang tentu saja berperan sebagai Ikal.

Track keempat berjudul ‘Sekolah Miring’, kita akan mendengar nada-nada minor yang penuh kesedihan dan putus asa saat Bakri memutuskan untuk berhenti mengajar di SD Muhamadiyah dan tak bisa dihalang-halangi Muslimah ataupun Kepala Sekolah.

Ensamble anak-anak Laskar Pelangi dan vocal Eka Deli terdengar ceria dalam lagu berjudul ‘Sahabat Alam’. Dalam track kelima ini, kita dibawa pada suasana Kegiatan Belajar Mengajar di alam bebas yang indah. Cuplikan dialog Buk Mus dan anak-anak Laskar Pelangi terutama Mahar semakin menambah keceriaan lagu ini. Banyak pengetahuan ilmiah yang mengingatkan kita pada pelajaran yang cukup mendasar. Khususnya tentang proses bagaimana Pelangi bisa terjadi setelah turun hujan.

Disusul dengan ‘Mahar dan Alam’ pada track keenam, bercerita tentang Laskar Pelangi yang akan mengikuti karnaval. Meski awalnya ragu dan malu karena tak memiliki banyak dana, tapi mereka memiliki Mahar. Dengan mengandalkan Seniman Belitong yang sering terinspirasi dari alam itu akan tercipta sebuah karya besar hingga mereka percaya diri untuk mengikuti karnaval.

‘Nasib tak Akan Berubah’ versi blues ada di track ketujuh.

‘Hilangnya Harapan’ yang dilantunkan Dira Sugandi pada track kedelapan memperdengarkan mirisnya keputus-asaan, seolah tak mampu lagi melanjutkan perjuangannya setelah seseorang yang menjadi panutannya pergi menghadap Ilahi.

Anak-anak Laskar Pelangi menanti Lintang yang tidak masuk-masuk sekolah, sedangkan Lintang menanti ayahnya yang tak jua pulang-pulang ke rumah. Bisa kita rasakan kegetirannya pada track sembilan berjudul
‘Menanti Ayah, Menanti Lintang’.

‘Salam Perpisahan’ di track 10 yang dinyanyikan Hilmi Fautturahman dapat membuat pendengar sedih. Adegan Lintang yang berpamitan pada Bu Muslimah dan anak-anak Laskar Pelangi akan langsung terbayang di benak kita begitu mendengar lagu berdurasi pendek ini (Hanya satu setengah menit saja)

Lagu terakhir yang merupakan epilog album imusikal Laskar Pelangi ini ditutup dengan lagu; ‘Nasib telah Berubah’. Meski judul, syair dan kutipan percakapan para kuli ini berbeda di lagu pertama, secara aransemen dan instrument musik tak banyak yang berubah. Tak ada nyanyian Muslimah seperti di lagu pertama. Namun, kini para kuli menyadari bahwa nasib anak-anak Laskar Pelangi yang dulu diremehkan mereka telah berubah karena bersekolah. Dan yang tak bersekolah, tetaplah jadi kuli. Kita juga akan mendengar dialog tentang nasib Lintang yang memiliki perkebunan sendiri dan anak yang juga cerdas sama seperti ayahnya.

Bagi para penikmat musik berkualitas, dijamin tak akan kecewa mendengar seluruh track dalam album ini. Bahkan bagi para pendengar musik yang mungkin jenuh dengan lagu-lagu yang itu-itu melulu, CD Album Musikal Laskar Pelangi ini bisa menjadi alternatif yang membawa kesegaran tersendiri di blantika musik Indonesia. Setelah membaca novelnya, menonton filmnya di bioskop atau DVD, juga drama musikalnya secara langsung, maka sekarang saatnya ‘mendengar kan’ Laskar Pelangi yang unik ini.
 

About

Site Info

Anda ingin membuat sms gratis seperti ini Klik di sini

GRAMEDIA KEDIRI Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Converted To Community Galleria by Cool Tricks N Tips