Minggu, 06 Februari 2011

CD Musikal Laskar Pelangi



Category: Music
Genre: Opera & Vocal
Artist: Erwin Gutawa & Mira Lesmana
Original Cast Recording

Composers Erwin Gutawa & Mira Lesmana

Produced & Arranged by Erwin Gutawa

A Musical Directed by Riri Riza

Judul : Album Musikal Laskar Pelangi
Composer: Erwin Gutawa & Mira Lesmana
Publisher: Link Entertainment Erwin Gutawa Production

Siapa sih yang tidak kenal dengan Laskar Pelangi? Novel karya Andrea Hirata yang fenomenal dan best seller dimana-mana ini telah diadaptasi ke dalam film dan cukup sukses diterima masyarakat luas. Tak hanya di Indonesia, tapi juga merambah ke Negeri-negeri tetangga bhingga telah dibuat pula novel Laskar Pelangi versi International-nya.

Tak cukup hanya itu, saking kuatnya karakter dan nama ‘Laskar Pelangi’ di hati masyarakat pembaca buku dan penonton film , Erwin Gutawa dan Mira Lesmana menciptakan sebuah karya Laskar Pelangi versi drama musical. Sebuah gebrakan ide yang terbilang cukup berani namun potensial dan menjanjikan dari segi komersialismenya.

Bagi yang belum berkesempatan menonton secara live Drama Musikal Laskar Pelangi (Penulis juga belum), tidak perlu khawatir. Karena kini, CD Album Musikal Laskar Pelangi sudah neredar dan bisa didapatkan di toko-toko buku besar.

Mendengar track pertama berjudul ‘Nasib Tak Akan Berubah’, kita seperti membaca sebuah prolog Laskar Pelangi. Para kuli seolah bernyanyi dengan nada pesimis dan sinis kepada anak-anak sekolah dan guru (Muslimah) yang meyindir bahwa sekolah tak ada gunanya. Pada akhirnya, orang-orang bersekolah itu akan menjadi kuli juga seperti mereka. Namun ada Muslimah yang siap mengajar dan sangat optimis bahwa dengan bersekolah dapat mengubah nasib menjadi lebih baik.

Track kedua berjudul ‘Anak Pelangi’ ini bisa disebut sebagai hymne anak-anak Laskar Pelangi yang sangat membanggakan Sekolah Muhamadiyah. Dalam lagu ini kita bisa mendengar semangat tinggi anak-anak Laskar Pelangi yang ingin belajar demi meraih cita-cita dalam keterbatasan mereka. Dengar saja syair ini ‘Kami memang anak miskin tapi penuh mimpi, walau tak bersepatu dan hanya berbuku satu’. Dibalas dengan koor anak-anak SD PN Timah yang menyindir anak-anak SD Muhamadiyah. Kita dibawa pada adegan adu argumen anak-anak kedua SD itu. Miskin vs kaya, Optimis vs sinis, rendah hati vs sombong.

Saat-saat si Ikal berjumpa dengan A Ling bisa kita dengarkan dalam lagu ‘Jari-jari Cantik’ yang dinyanyikan secara solo dengan begitu syahdunya oleh Crhistoper Nelwan yang tentu saja berperan sebagai Ikal.

Track keempat berjudul ‘Sekolah Miring’, kita akan mendengar nada-nada minor yang penuh kesedihan dan putus asa saat Bakri memutuskan untuk berhenti mengajar di SD Muhamadiyah dan tak bisa dihalang-halangi Muslimah ataupun Kepala Sekolah.

Ensamble anak-anak Laskar Pelangi dan vocal Eka Deli terdengar ceria dalam lagu berjudul ‘Sahabat Alam’. Dalam track kelima ini, kita dibawa pada suasana Kegiatan Belajar Mengajar di alam bebas yang indah. Cuplikan dialog Buk Mus dan anak-anak Laskar Pelangi terutama Mahar semakin menambah keceriaan lagu ini. Banyak pengetahuan ilmiah yang mengingatkan kita pada pelajaran yang cukup mendasar. Khususnya tentang proses bagaimana Pelangi bisa terjadi setelah turun hujan.

Disusul dengan ‘Mahar dan Alam’ pada track keenam, bercerita tentang Laskar Pelangi yang akan mengikuti karnaval. Meski awalnya ragu dan malu karena tak memiliki banyak dana, tapi mereka memiliki Mahar. Dengan mengandalkan Seniman Belitong yang sering terinspirasi dari alam itu akan tercipta sebuah karya besar hingga mereka percaya diri untuk mengikuti karnaval.

‘Nasib tak Akan Berubah’ versi blues ada di track ketujuh.

‘Hilangnya Harapan’ yang dilantunkan Dira Sugandi pada track kedelapan memperdengarkan mirisnya keputus-asaan, seolah tak mampu lagi melanjutkan perjuangannya setelah seseorang yang menjadi panutannya pergi menghadap Ilahi.

Anak-anak Laskar Pelangi menanti Lintang yang tidak masuk-masuk sekolah, sedangkan Lintang menanti ayahnya yang tak jua pulang-pulang ke rumah. Bisa kita rasakan kegetirannya pada track sembilan berjudul
‘Menanti Ayah, Menanti Lintang’.

‘Salam Perpisahan’ di track 10 yang dinyanyikan Hilmi Fautturahman dapat membuat pendengar sedih. Adegan Lintang yang berpamitan pada Bu Muslimah dan anak-anak Laskar Pelangi akan langsung terbayang di benak kita begitu mendengar lagu berdurasi pendek ini (Hanya satu setengah menit saja)

Lagu terakhir yang merupakan epilog album imusikal Laskar Pelangi ini ditutup dengan lagu; ‘Nasib telah Berubah’. Meski judul, syair dan kutipan percakapan para kuli ini berbeda di lagu pertama, secara aransemen dan instrument musik tak banyak yang berubah. Tak ada nyanyian Muslimah seperti di lagu pertama. Namun, kini para kuli menyadari bahwa nasib anak-anak Laskar Pelangi yang dulu diremehkan mereka telah berubah karena bersekolah. Dan yang tak bersekolah, tetaplah jadi kuli. Kita juga akan mendengar dialog tentang nasib Lintang yang memiliki perkebunan sendiri dan anak yang juga cerdas sama seperti ayahnya.

Bagi para penikmat musik berkualitas, dijamin tak akan kecewa mendengar seluruh track dalam album ini. Bahkan bagi para pendengar musik yang mungkin jenuh dengan lagu-lagu yang itu-itu melulu, CD Album Musikal Laskar Pelangi ini bisa menjadi alternatif yang membawa kesegaran tersendiri di blantika musik Indonesia. Setelah membaca novelnya, menonton filmnya di bioskop atau DVD, juga drama musikalnya secara langsung, maka sekarang saatnya ‘mendengar kan’ Laskar Pelangi yang unik ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Site Info

Anda ingin membuat sms gratis seperti ini Klik di sini

GRAMEDIA KEDIRI Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Converted To Community Galleria by Cool Tricks N Tips