Senin, 31 Januari 2011

Jingga Dan Senja



Siapa sih yang nggak kenal dengan "ARI" ----- pentolan anak SMA Airlangga yang demen banget sama kisruh dan tawuran. Tapi, entah kenapa dibalik kenakalannya, sepertinya ia menyimpan rahasia besar yang hanya ia ketahui. Lantas, siapa sebenarnya Ari ini?

Tawuran antar SMA Airlangga dan SMA Brawijaya memang menjadi suatu hal yang biasa. "Ari dan Angga" ---- itulah naman pentolan SMA maing-masing. Namun, tawuran yang sekarang berbeda karena melibatkan "Tari" --- cewek penggila warna oranye dari sekolah Ari *SMA Airlangga*.

Dalam tawuran, Ari tak pernah sekalipun melibatkan cewek. Ketika ia melihat Tari di tengah-tengah tawuran, Ari langsung melindunginya. Namun, Angga datang dan membawa Tari dengan paksa yang pada saat itu bersama temannya "Fio". Angga membawa Tari dan Fio ke SMAnya *SMA Brawijaya*.

Tanpa pikir panjang, Ari mengejar mereka sampai ke SMA Brawijaya. Anak buah Angga mengharuskan Ari untuk sujud didepannya jika Ari mau melihat keadaan Tari dan Fio. Tunduk di depan anak buah musuh merupakan kekalahan yang memalukan. Namun, demi Tari dan Fio, Ari rela melakukan sujud itu! Setelah itu, Ari melihat keadaan Tari dan Fio yang sedang tertawa bercanda dengan Angga. Ari-pun lega melihat keadaan Tari dan Fio yang baik-baik saja.

Fakta baru teruangkap! "Jingga Matahari" dan "Matahari Sejan"--- itulah nama panjang Tari dan Ari. Mereka berdua juga sama-sama lahir pada saat senja. Entahlah! Tapi, sebenarnya, adakah keterkaitan persamaan nama Tari dan Ari ini dengan masa lalu mereka? Namun, yang jelas, permusuhan antara Ari dan Angga semakin memanas. Apalagi, semenjak ada Tari, semuanya semakin runyam. Malahan, Tari seakan dijadikan kambing hitam. Apa yang sebenarnya terjadi?

Kemarahan Ari semakin memuncak! Ketika ia mengetahui bahwa Angga telah bertindak lebih banyak daripadanya. Ia semakin gusar! Apalagi ketika Tari degan terang-terangan berkata bahwa lebih memilih Angga daripada Ari. Ari sudah tak bisa menahan kesabaran lagi. Ia lebih memilih menyelesaikan masalah dengan kasar hingga menarik perhatian semua warga sekolah. Untung teman dekat Ari ---- "Ridho" dan "Oji" segera menyadarkannya.

Sedikit demi sedikit, pelan tapi pasti. Fakta sebenarnya terungkap satu persatu. Ari adalah anak kembar. "Matahari Jingga atau Ata" --- itulah nama kembarannya. Ari dan Ata berlatar belakang keluarga broken home. Ari sebenarnya lebih dekat pada ibunya. Namun, ketika orang tuanya bercerai, Ari mendapat bagian untuk tinggal bersama ayahnya. Hal itulah yang membuat Ari berubah 180 derajat. Ia menjadi anak yang biang keroknya rusuh, dan hal itulah yang membuat pihak sekolah Ari tak pernah memberi hukuman pada Ari.

Kabar gembira! "Anggita" --- adik kelas Ari dan sepupu Angga membuat Angga menyerah! Keberadaan Gita membantu Ari dalam hal permusuhannya dengan Angga.
"Jauhi Tari kalo lo mau sepupu lo si Gita selamat!" Ancam Ari pada Angga.
Hal tersebut membuat Angga dengan terpaksa menjauhi Tari. Ancaman Ari semakin membabi buta.
"Kalo lo ga mau jadian sama gue, gue bakal gangguin loe tanpa henti." Ancaman Ari pada Tari
Tapi, Tari tak goyah! Ia tetap keukeuh pada pendiriannya! Ia tak mau menjadi cewek Ari.

Gangguan Ari pada Tari semakin menjadi-jadi. Yang paling parah, Ari menghapus nomor hp Ata pada hp Tari. Tari menangis! Namun, benarkah tangisan itu hanya karena Ari mengahpus nomor hp Ata. Ataukah ada hubungannya dengan Angga yang notabenenya telah mengundurkan diri dari kehidupan Tari? Entahlah....

Masalah semakin runyam! Kini, Tari dan Ari malah bermusuhan. Mereka berdua bersikap kasar satu sama lain. Bagaimana kelanjutan kisahnya ???


Siapa sih yang nggak kenal dengan "ARI" ----- pentolan anak SMA Airlangga yang demen banget sama kisruh dan tawuran. Tapi, entah kenapa dibalik kenakalannya, sepertinya ia menyimpan rahasia besar yang hanya ia ketahui. Lantas, siapa sebenarnya Ari ini?

Tawuran antar SMA Airlangga dan SMA Brawijaya memang menjadi suatu hal yang biasa. "Ari dan Angga" ---- itulah naman pentolan SMA maing-masing. Namun, tawuran yang sekarang berbeda karena melibatkan "Tari" --- cewek penggila warna oranye dari sekolah Ari *SMA Airlangga*.

Dalam tawuran, Ari tak pernah sekalipun melibatkan cewek. Ketika ia melihat Tari di tengah-tengah tawuran, Ari langsung melindunginya. Namun, Angga datang dan membawa Tari dengan paksa yang pada saat itu bersama temannya "Fio". Angga membawa Tari dan Fio ke SMAnya *SMA Brawijaya*.

Tanpa pikir panjang, Ari mengejar mereka sampai ke SMA Brawijaya. Anak buah Angga mengharuskan Ari untuk sujud didepannya jika Ari mau melihat keadaan Tari dan Fio. Tunduk di depan anak buah musuh merupakan kekalahan yang memalukan. Namun, demi Tari dan Fio, Ari rela melakukan sujud itu! Setelah itu, Ari melihat keadaan Tari dan Fio yang sedang tertawa bercanda dengan Angga. Ari-pun lega melihat keadaan Tari dan Fio yang baik-baik saja.

Fakta baru teruangkap! "Jingga Matahari" dan "Matahari Sejan"--- itulah nama panjang Tari dan Ari. Mereka berdua juga sama-sama lahir pada saat senja. Entahlah! Tapi, sebenarnya, adakah keterkaitan persamaan nama Tari dan Ari ini dengan masa lalu mereka? Namun, yang jelas, permusuhan antara Ari dan Angga semakin memanas. Apalagi, semenjak ada Tari, semuanya semakin runyam. Malahan, Tari seakan dijadikan kambing hitam. Apa yang sebenarnya terjadi?

Kemarahan Ari semakin memuncak! Ketika ia mengetahui bahwa Angga telah bertindak lebih banyak daripadanya. Ia semakin gusar! Apalagi ketika Tari degan terang-terangan berkata bahwa lebih memilih Angga daripada Ari. Ari sudah tak bisa menahan kesabaran lagi. Ia lebih memilih menyelesaikan masalah dengan kasar hingga menarik perhatian semua warga sekolah. Untung teman dekat Ari ---- "Ridho" dan "Oji" segera menyadarkannya.

Sedikit demi sedikit, pelan tapi pasti. Fakta sebenarnya terungkap satu persatu. Ari adalah anak kembar. "Matahari Jingga atau Ata" --- itulah nama kembarannya. Ari dan Ata berlatar belakang keluarga broken home. Ari sebenarnya lebih dekat pada ibunya. Namun, ketika orang tuanya bercerai, Ari mendapat bagian untuk tinggal bersama ayahnya. Hal itulah yang membuat Ari berubah 180 derajat. Ia menjadi anak yang biang keroknya rusuh, dan hal itulah yang membuat pihak sekolah Ari tak pernah memberi hukuman pada Ari.

Kabar gembira! "Anggita" --- adik kelas Ari dan sepupu Angga membuat Angga menyerah! Keberadaan Gita membantu Ari dalam hal permusuhannya dengan Angga.
"Jauhi Tari kalo lo mau sepupu lo si Gita selamat!" Ancam Ari pada Angga.
Hal tersebut membuat Angga dengan terpaksa menjauhi Tari. Ancaman Ari semakin membabi buta.
"Kalo lo ga mau jadian sama gue, gue bakal gangguin loe tanpa henti." Ancaman Ari pada Tari
Tapi, Tari tak goyah! Ia tetap keukeuh pada pendiriannya! Ia tak mau menjadi cewek Ari.

Gangguan Ari pada Tari semakin menjadi-jadi. Yang paling parah, Ari menghapus nomor hp Ata pada hp Tari. Tari menangis! Namun, benarkah tangisan itu hanya karena Ari mengahpus nomor hp Ata. Ataukah ada hubungannya dengan Angga yang notabenenya telah mengundurkan diri dari kehidupan Tari? Entahlah....

Masalah semakin runyam! Kini, Tari dan Ari malah bermusuhan. Mereka berdua bersikap kasar satu sama lain. Bagaimana kelanjutan kisahnya ???

Kambing Jantan 2



Aku lupa rasanya jatuh cinta.



Jadi, jangan tanya perasaan apa yang tengah berkelana di antara remah-remah rasa lainnya yang kunamakan hampa. Meskipun di dalamnya ada kamu dan aku. Dan kata “kita” yang sungguh menggoda untuk lantas diterjemahkan ke dalam bahasa kebersamaan yang nyata. Entahlah...



“Lo nggak apa-apa, kan, kalo kita nyari lagi ke tempat lain?” Pertanyaanmu membuatku gusar. Bukan karena aku sudah mulai lelah dan pegal setelah berjam-jam menemanimu mencari barang—yang kurang ajarnya tak mau kamu sebutkan. Seandainya kamu tahu, melewati waktu berlama-lama denganmu membuatku merasa asing pada diriku sendiri. Entah apa alasannya...



Setelah mendapat anggukanku, tanganmu kemudian menyentuh pundakku dan kurasakan semacam dorongan untuk berjalan dalam komandomu. Meninggalkan toko asesoris kesekian yang kita singgahi hari itu, aku merasa seperti baru saja meninggalkan perasaanku pada kamu sebelumnya. Perasaan wajar dan biasa, yang tergantikan perasaan luar biasa. Entah seluar biasa apa...



“Dari tadi diem aja. Lo capek, ya, jalan sama gue?”



“Iya!” tapi entah kenapa hatiku memungkirinya, bahkan berbisik bahwa aku sangat menikmati petualangan kecil ini. Sialan kan? “Sebenernya lo nyari apaan, sih, sampe harus keluar masuk banyak toko gini?”



“Ya nyari sesuatu yang nggak ada lah. Yang ada, kan, nggak usah gue cari.”



“Sakit, lo! Sampe Miyabi jadi perawan lagi juga sesuatu-yang-nggak-ada itu nggak bakalan pernah lo temui. Namanya juga nggak ada, bego aja lo cari-cari.” Membuang muka, aku kemudian berjalan lebih cepat darimu.



Siapapun akan berpikiran sama denganku: kamu pasti mengejarku. Hell, itu artinya aku bodoh, sebab telah memikirkan sesuatu yang keliru. Bahkan sebenarnya aku enggan memaksa diriku menjadi senorak itu, menjadi seseorang yang sentimentil, yang mendambakan drama picisan di mana seorang pangeran mengejar puteri yang sedang marah untuk meminta maaf. Entahlah, ada apa dengan diriku.



Tetapi, kemudian kurasakan kekesalanku masih dalam kawasan layak ketika kuputuskan melihat ke belakang, kamu sudah tak berada di tempat.



***



Aku lupa kapan tepatnya kita bertemu dan berkenalan.



Jadi, jika suatu saat nanti kita punya banyak waktu untuk membahas segala hal, perbincangan mengenai hari dan tanggal yang bagiku tidak terlalu penting itu menjadi pilihan terakhir. Sekalipun kita tak punya bahan pembicaraan lagi. Tetapi entah kenapa, belakangan aku mulai tertarik untuk menyelidiki segala hal mengenai diriku sendiri. Dan tentang kita berdua.



Tak ada yang spesial dari pertemuan kita, kecuali mungkin satu kenyataan bahwa akhirnya aku bersahabat (dekat) dengan sahabat mantan kekasihku.



Memang bukan hal yang ganjil, tetapi bisa kamu bayangkan, di saat-saat awal kita berteman, bayangan dia selalu menyertai keberadaan kamu. Itu menjadi semacam dua pertentangan yang tak masuk akal, di mana masa lalu dan masa kini-ku meruang dalam satu wujud yaitu kamu. Sampai akhirnya kamu berhasil meyakinkanku bahwa kalian bukanlah dua sosok yang layak dibandingkan antara satu dengan yang lain.



Dan kamu berhasil memberiku perasaan yang lebih aman dengan siratan indah persahabatan.



Tak ada yang berlebihan dalam hubungan kita. Meskipun kamu kerap menjemputku pulang dan sesekali mengantarku pergi bekerja atau ke mana saja. Meskipun kita menjadi partner ber-SMS dan bertelepon ria hingga larut malam. Meskipun untuk momen-momen agak spesial kita saling mengandalkan diri untuk menjadi pendamping satu sama lain. Meskipun terkadang ada bayang-bayang perasaan aneh (namun indah) menghantui setiap kebersamaan kita.



Dan, meskipun kebanyakan orang yang mengenal kita (atau bahkan yang baru pertama kali melihat kita bersama) berpendapat bahwa kita berdua serasi dan lebih cocok menjadi sepasang kekasih.



Namun, selalu ada sesuatu yang memaksa kita untuk menyangkal segala rasa di luar persahabatan itu.



Oh, maaf, mungkin harus kuralat. Mungkin tepatnya bukan memaksa KITA, melainkan memaksa DIRIKU SENDIRI. Ya, diriku yang selalu dihantui bayangan kehilangan.



Bayangan kehilangan.



Ke-hi-lang-an.


Aku lupa rasanya jatuh cinta.



Jadi, jangan tanya perasaan apa yang tengah berkelana di antara remah-remah rasa lainnya yang kunamakan hampa. Meskipun di dalamnya ada kamu dan aku. Dan kata “kita” yang sungguh menggoda untuk lantas diterjemahkan ke dalam bahasa kebersamaan yang nyata. Entahlah...



“Lo nggak apa-apa, kan, kalo kita nyari lagi ke tempat lain?” Pertanyaanmu membuatku gusar. Bukan karena aku sudah mulai lelah dan pegal setelah berjam-jam menemanimu mencari barang—yang kurang ajarnya tak mau kamu sebutkan. Seandainya kamu tahu, melewati waktu berlama-lama denganmu membuatku merasa asing pada diriku sendiri. Entah apa alasannya...



Setelah mendapat anggukanku, tanganmu kemudian menyentuh pundakku dan kurasakan semacam dorongan untuk berjalan dalam komandomu. Meninggalkan toko asesoris kesekian yang kita singgahi hari itu, aku merasa seperti baru saja meninggalkan perasaanku pada kamu sebelumnya. Perasaan wajar dan biasa, yang tergantikan perasaan luar biasa. Entah seluar biasa apa...



“Dari tadi diem aja. Lo capek, ya, jalan sama gue?”



“Iya!” tapi entah kenapa hatiku memungkirinya, bahkan berbisik bahwa aku sangat menikmati petualangan kecil ini. Sialan kan? “Sebenernya lo nyari apaan, sih, sampe harus keluar masuk banyak toko gini?”



“Ya nyari sesuatu yang nggak ada lah. Yang ada, kan, nggak usah gue cari.”



“Sakit, lo! Sampe Miyabi jadi perawan lagi juga sesuatu-yang-nggak-ada itu nggak bakalan pernah lo temui. Namanya juga nggak ada, bego aja lo cari-cari.” Membuang muka, aku kemudian berjalan lebih cepat darimu.



Siapapun akan berpikiran sama denganku: kamu pasti mengejarku. Hell, itu artinya aku bodoh, sebab telah memikirkan sesuatu yang keliru. Bahkan sebenarnya aku enggan memaksa diriku menjadi senorak itu, menjadi seseorang yang sentimentil, yang mendambakan drama picisan di mana seorang pangeran mengejar puteri yang sedang marah untuk meminta maaf. Entahlah, ada apa dengan diriku.



Tetapi, kemudian kurasakan kekesalanku masih dalam kawasan layak ketika kuputuskan melihat ke belakang, kamu sudah tak berada di tempat.



***



Aku lupa kapan tepatnya kita bertemu dan berkenalan.



Jadi, jika suatu saat nanti kita punya banyak waktu untuk membahas segala hal, perbincangan mengenai hari dan tanggal yang bagiku tidak terlalu penting itu menjadi pilihan terakhir. Sekalipun kita tak punya bahan pembicaraan lagi. Tetapi entah kenapa, belakangan aku mulai tertarik untuk menyelidiki segala hal mengenai diriku sendiri. Dan tentang kita berdua.



Tak ada yang spesial dari pertemuan kita, kecuali mungkin satu kenyataan bahwa akhirnya aku bersahabat (dekat) dengan sahabat mantan kekasihku.



Memang bukan hal yang ganjil, tetapi bisa kamu bayangkan, di saat-saat awal kita berteman, bayangan dia selalu menyertai keberadaan kamu. Itu menjadi semacam dua pertentangan yang tak masuk akal, di mana masa lalu dan masa kini-ku meruang dalam satu wujud yaitu kamu. Sampai akhirnya kamu berhasil meyakinkanku bahwa kalian bukanlah dua sosok yang layak dibandingkan antara satu dengan yang lain.



Dan kamu berhasil memberiku perasaan yang lebih aman dengan siratan indah persahabatan.



Tak ada yang berlebihan dalam hubungan kita. Meskipun kamu kerap menjemputku pulang dan sesekali mengantarku pergi bekerja atau ke mana saja. Meskipun kita menjadi partner ber-SMS dan bertelepon ria hingga larut malam. Meskipun untuk momen-momen agak spesial kita saling mengandalkan diri untuk menjadi pendamping satu sama lain. Meskipun terkadang ada bayang-bayang perasaan aneh (namun indah) menghantui setiap kebersamaan kita.



Dan, meskipun kebanyakan orang yang mengenal kita (atau bahkan yang baru pertama kali melihat kita bersama) berpendapat bahwa kita berdua serasi dan lebih cocok menjadi sepasang kekasih.



Namun, selalu ada sesuatu yang memaksa kita untuk menyangkal segala rasa di luar persahabatan itu.



Oh, maaf, mungkin harus kuralat. Mungkin tepatnya bukan memaksa KITA, melainkan memaksa DIRIKU SENDIRI. Ya, diriku yang selalu dihantui bayangan kehilangan.



Bayangan kehilangan.



Ke-hi-lang-an.

Minggu, 30 Januari 2011

Naruto 50




Kalian Pasti Tau Naruto kan...Nah ini dia Komik Terbaru dari Naruto Vol.50 yang ceritanya lebih Rame....Buruan beli Hanya Di Gramedia kediri
Jl.Joyoboyo No.2 UFO Electronic Lt.2 Kota kediri



Kalian Pasti Tau Naruto kan...Nah ini dia Komik Terbaru dari Naruto Vol.50 yang ceritanya lebih Rame....Buruan beli Hanya Di Gramedia kediri
Jl.Joyoboyo No.2 UFO Electronic Lt.2 Kota kediri

Conan 59




Dapatkan Komik Conan 57 hanya di Toko Buku Gramedia kediri stock terbatas jadi buruan datang.....cerita yang menarik dan penuh dengan ketegangan....



Dapatkan Komik Conan 57 hanya di Toko Buku Gramedia kediri stock terbatas jadi buruan datang.....cerita yang menarik dan penuh dengan ketegangan....
 

About

Site Info

Anda ingin membuat sms gratis seperti ini Klik di sini

GRAMEDIA KEDIRI Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Converted To Community Galleria by Cool Tricks N Tips