Sabtu, 04 Juni 2011

KEDAI 1001 MIMPI


Bermodalkan obsesi akan dunia Timur Tengah, Valiant Budi, penulis novel ini, melamar menjadi TKI di Arab Saudi pada tahun 2008. Sekitar pertengahan 2009, keinginannya terpenuhi. Kota Alkhobar di Arab Saudi adalah kota pertama tempatnya tinggal dan bekerja di sebuah kedai kopi.

Sebagai pemenang Kathulistiwa Literary Award, ia ingin berbagi pengalamannya di Arab Saudi tersebut ke rekan-rekan pembaca di seluruh Indonesia.

Berbagai kisah penting dimulai dengan culture shock yang ternyata tiada henti, Valiant Budi ingin menggambarkan beragam ironisme unik yang terjadi di tanah para nabi ini. Ironisme yang tentunya tidak dapat disangkutpautkan sama sekali dengan keberadaan para nabi, agama mayoritas ataupun agama minoritas apapun.

Lalu adzan Isya mengumandangi malam, semua toko pun mematikan lampu dan menutup pintu. Ada yang buru-buru mengambil air wudhu, ada juga yang tunggang langgang memesan minuman.

Yang aku bingung, justru yang hafal dan tertib keluar saat waktu shalat adalah para ekpatriat. Sementara para penduduk lokal malah sering memaksa masuk ruangan dengan berbagai alasan. Alasan terlucu adalah ’malas’ kena tegur si polisi religius yang sering muncul secara misterius itu.

***

Perkenalannya dengan beberapa TKI yang telah lebih dulu tinggal dan bekerja di Arab Saudi membuka jendela keterkejutannya lebih dalam lagi. Berita mengenai nasib para TKI di luar negeri pastilah bukan sebuah berita baru. Namun mendengar langsung dari sang empunya cerita ternyata adalah shock tiada henti.

Aku lari ke kamar mandi. Selama ini aku selalu berhasil untuk sok kuat atas apa yang aku hadapi selama tinggal di negeri ini. Lagi pula, segala ‘kesialan’ku tak sebanding dengan apa yang dialami ribuan TKI dan TKW disini. Setetes air mata mengalir dari ujung mataku. Entah bagian mana yang sedang kutangisi. Aku rela dihujat kafir asal anak itu bebas dari siksa ayahnya.

***

Diluar berbagai pandangannya terhadap beragam nasib para TKI di Arab Saudi, Valiant Budi juga menceritakan kisahnya sendiri yang tidak kalah unik bin menyedihkan sebagai barista di sebuah kedai kopi. Beragam kecurangan dalam bekerja yang tanpa rasa malu sedikitpun dibeberkan kepadanya oleh rekan dan atasan kerjanya demi mengeruk keuntungan materi semata.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Site Info

Anda ingin membuat sms gratis seperti ini Klik di sini

GRAMEDIA KEDIRI Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Converted To Community Galleria by Cool Tricks N Tips